Rabu, 23 Mei 2012

Tukang Sate toet-toet


Saya bersyukur tinggal di daerah perumahan (non-kompleks) yang dilalui banyak penjual makanan keliling. You name it, mulai dari ketoprak, gado-gado, soto mie, sate padang, sate ayam, kue putu, gorengan, mie tek-tek, mie dog-dog (ga tau sama atau beda dengan mie tek-tek, tapi setau saya bunyinya beda), bakwan malang, bakso, mie ayam, siomay, and many more! Tiap jenis makanan pun bukan mutlak milik satu abang2, tapi terkadang bisa ada 2 sampai 3 gerobak yang keliling menjajakan makanan yang sama. 

Lebih seru-nya lagi, mereka yang sudah langganan berjualan selama bertahun-tahun sudah punya jadwal tetap. Si mbak dirumah pun sudah hafal jam-jam brapa biasanya mereka berkeliling, dan kalau tidak keliling mereka sudah tau alasannya, "Mungkin lagi sakit kak, biasanya jam segini. Atau udah abis kali." Hebat ya? Oh ya mereka pun juga jago membangun networking B2B (business to business), dengan siapa? Ya dengan si 'mbak' itu sendiri. Jadi mbak-mbak di gang rumah saya rasanya sudah punya langganan. Contohnya saat ada tukang sate padang lewat depan rumah, dan saya suruh si mbak panggilin, si mbak malah bilang, "Kak itu bukan yang biasa lho, yang enak masih nanti malam-an lagi.". Mendengar saran si mbak, saya pun mengurungkan niat saya. Memang para abang-abang ini sudah tau siapa para influencer atau para 'penasihat' dari para decision maker. Ya si mbak-mbak ini.

Salah satu makanan favorit saya sepulang kerja adalah Sate. Entah Sate Ayam atau Sate Padang. Nah pedagang sate yang lewat depan rumah saya ada beberapa. Mungkin ada 5 sampai 6 gerobak yang setiap harinya lewat. Tapi dari sekian banyak tukang sate yang lewat, hanya ada satu yang paling menarik perhatian saya, sampai-sampai saya sering ceritakan ke beberapa teman diskusi saya. Abang sate yang satu ini memang enak sekali sate-nya. Bahkan calon istri saya pun beberapa kali kalau pas di rumah saya saat weekend, pas makan malam ga mau makan diluar, cuma mau nungguin si abang sate satu ini. 

Tapi kan abang sate yang lewat depan rumah banyak, dan kita ga mungkin liatin satu per satu muka abang sate yang lewat dan hafalin yang mana yang favorit. Ataupun ga mungkin kita liatin dan hafalin gerobak sate-nya. Terkadang juga ngga enak saat kita buka pagar untuk ngecek, dan ternyata bukan langganan. Kan ga mungkin kita cancel, toh? (Ini sih saya, ga tau anda gimana, hehe). Nah alhasil seringkali kita hanya mengandalkan jadwal lewatnya, dan berusaha menerka2. Seperti main judi saja, kalau beruntung ya dapet, kalau ngga ya apes. Ini menariknya. Abang sate saya ini pintar betul. Kalau kebanyakan tukang sate cuma mengandalkan teriakan 'sateeeeeee' untuk promosi, abang sate favorit saya ini beda! Dia punya klakson khusus yang mengeluarkan bunyi 'toet toet', tentunya disertai teriakan 'sateeeeeee'-nya itu. Jadi lebih mudah buat kita membedakannya! Ga perlu repot-repot lagi hafalin macem-macem, cukup tunggu aja bunyinya lewat.

Ini yang disebut dengan diferensiasi dalam dunia branding. Di industri yang persaingannya ketat, terutama industri yang untuk masuk menjadi pemain didalamnya itu mudah, diferensiasi is a must! Apalagi kalau anda percaya bahwa produk anda adalah produk jagoan yang akan disukai orang. Sederhana saja, diferensiasi membantu customer anda mengidentifikasi mana brand andalannya.



Diferensiasi bisa diterapkan pada semua elemen marketing mix: product, price, place, promotion. Tapi menurut saya, diferensiasi akan menjadi make sense atau penting, saat anda punya produk yang juga berbeda dan diminati. Itu akan menjadi alasan utama kenapa customer anda perlu untuk mengidentifikasi produk anda. Saya melihat banyak kasus store yang digarap dengan konsep yang super unik, tapi produk yang tersedia tidak unik, tidak menarik, dan tidak diminati. Pada akhirnya diferensiasi pada place-nya itu hanya akan menjadi investasi yang percuma. Anda berhasil menarik customer, tapi anda tidak bisa mempertahankan customer. Diferensiasi yang berhasil adalah diferensiasi yang tidak hanya berhasil mendatangkan customer baru, tapi juga menciptakan customer loyal.


Selamat menjadi beda, kawan!



*Ilustrasi foto tukang sate diambil dari syamsuladzic.blogspot.com
*Ilustrasi Marketing Mix diambil dari rc-businessmaster.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa ceritamu? Yuk berbagi!